Alasan Mesin Cetak Uang Palsu Masuk ke Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

29 Jun 2025 | Penulis: onenews

Alasan Mesin Cetak Uang Palsu Masuk ke Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

Toronews.blog

Mesin cetak uang palsu berhasil masuk ke Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada bulan September 2024. Ini terjadi karena Kepala Perpustakaan, Andi Ibrahim, memanfaatkan posisinya untuk memasukkan alat tersebut ke dalam lingkungan kampus. 

Berdasarkan keterangan dari Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, Andi mengklaim bahwa mesin itu akan digunakan untuk membantu mahasiswa dalam menyalin buku, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak internal.

Mesin dicurigai untuk fotokopi buku

Salah satu modus operandi yang digunakan oleh Andi Ibrahim adalah mengklaim bahwa keberadaan mesin cetak tersebut dimaksudkan untuk keperluan fotokopi dan pencetakan buku. Banyak mahasiswa yang merasa terbantu dengan adanya fasilitas ini, karena biaya untuk menggandakan buku secara fotokopi lebih rendah daripada membeli buku baru. Hal ini membuat mereka tidak sadar akan aktivitas ilegal yang terjadi di dalam perpustakaan.

Aktivitas mencetak uang palsu di dalam perpustakaan menimbulkan kebingungan di kalangan mahasiswa dan staf. Mereka percaya bahwa fungsi mesin cetak yang ada adalah sah dan terkait dengan pengadaan pendidikan. Namun, realitasnya jauh berbeda. Ilusi ini membuat mereka tidak curiga terhadap penggunaan mesin yang sebenarnya digunakan untuk tujuan kriminal.

Proses penyelidikan polisi

Kasus ini terbongkar setelah pihak kepolisian menerima informasi mengenai penyebaran uang palsu. Penyelidikan dimulai setelah seorang terduga pelaku diamankan pada 26 November 2024. Dalam proses pengembangan kasus, polisi menemukan bahwa mesin cetak uang palsu berada di dalam area kampus.

Polisi telah menangkap dan menetapkan 19 orang sebagai tersangka dalam kasus ini. Penangkapan tersebut terdiri dari individu yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pegawai BUMD, pegawai bank, honorer, ASN, hingga dosen. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya menyeluruh untuk menindaklanjuti pelanggaran hukum yang telah dilakukan.

 

Keterlibatan berbagai kalangan dalam kasus ini menunjukkan adanya jaringan yang lebih besar di balik produksi uang palsu. Hal ini menciptakan pertanyaan serius mengenai integritas dan keamanan di lingkungan universitas. Kepolisian tidak menutup kemungkinan akan ada lebih banyak tersangka yang diungkap seiring berjalannya proses penyelidikan.

Efek terhadap lingkungan kampus

Kasus pencetakan uang palsu ini berdampak serius bagi reputasi kampus. Lingkungan akademis yang seharusnya menjadi tempat belajar justru disalahgunakan untuk aktivitas kriminal. Penemuan ini mengguncang kepercayaan publik terhadap UIN Alauddin Makassar.

Mahasiswa dan dosen yang terkejut dengan penemuan ini mengungkapkan penyesalan dan kekecewaan terhadap situasi tersebut. Banyak dari mereka merasa telah tertipu dengan apa yang semula dianggap sebagai fasilitas pendidikan. Tanggapan ini juga mencerminkan kebutuhan untuk lebih memperhatikan integritas institusi pendidikan.

Pihak universitas kini berkomitmen untuk melakukan evaluasi terhadap sistem pengawasan internal. Mereka merencanakan untuk meningkatkan kualitas pengawasan dalam penggunaan fasilitas serta mendorong transparansi. Hal ini diharapkan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Langkah selanjutnya yang ditempuh polisi

Polisi masih melanjutkan pencarian terhadap dua orang pelaku yang saat ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada individu yang terlibat dalam jaringan ini yang lolos dari hukum.

Proses penegakan hukum dalam kasus ini akan berlanjut, termasuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap yang ditangkap. Polisi memfokuskan investigasi untuk menemukan aktor utama di balik operasi pencetakan uang palsu ini.

Selain penyelidikan, pihak kepolisian juga akan melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa, tidak hanya di lingkungan universitas, tetapi juga di masayarakat pada umumnya. Ini termasuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya uang palsu dan pelatihan bagi pihak terkait di institusi pendidikan.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya integritas dan pengawasan yang ketat di lingkungan pendidikan demi menghindari penyalahgunaan yang merugikan.

 


Komentar