ANKARA, TORONEWS.BLOG - Serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir Iran dinilai tidak akan membawa perdamaian, melainkan justru memperbesar risiko kekacauan dan radikalisasi di kawasan Timur Tengah serta dunia secara lebih luas.
Meski perang Iran-Israel telah berakhir melalui gencatan senjata yang dimediasi AS, dampak luasnya diyakini masih bisa terjadi.
Juru Bicara Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun, menyebut langkah AS terhadap Iran sebagai bentuk intervensi destruktif yang berbahaya.
“Serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran dan dukungan terbukanya terhadap agresi Israel tidak akan mengarah pada stabilitas atau perdamaian. Sebaliknya, ini hanya akan menambah kekacauan dan kebingungan, sebagaimana yang pernah terjadi dalam intervensi militer AS di Irak dan Afghanistan,” ujar Altun, seperti dilansir Sputnik.
Altun mengingatkan, intervensi militer AS sebelumnya telah berkontribusi langsung pada meningkatnya radikalisme dan aksi terorisme global. Pola yang sama kini terulang dan dapat kembali menimbulkan siklus kekerasan yang tidak hanya membahayakan Timur Tengah, tetapi juga menyebar ke negara-negara lain di dunia.
Menurut Altun, intervensi AS berperan dalam menumbuhkan xenofobia, sikap anti-Barat, dan permusuhan terhadap negara-negara Barat, termasuk sentimen anti-Amerika yang terus meningkat. Hal ini, menurutnya, menjadi lahan subur bagi kelompok-kelompok ekstremis untuk merekrut dan menyebarkan ideologi kekerasan mereka.
"Alih-alih menahan laju perang dan kekerasan, AS justru terlihat mengikuti jejak jaringan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Jika ini terus terjadi, maka harapan atas perdamaian global akan semakin jauh dari kenyataan," ujarnya.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa serangan ke fasilitas nuklir Iran bertujuan membatasi kemampuan senjata nuklir Teheran. Namun, banyak pihak menilai tindakan itu justru bisa memicu reaksi balasan dari Iran dan sekutunya, serta membuka peluang terjadinya eskalasi besar-besaran, termasuk dalam bentuk serangan tidak konvensional.
Kekhawatiran Global Meningkat
Pernyataan keras dari Turki memperkuat kekhawatiran komunitas internasional bahwa konflik antara AS dan Iran bisa membawa dampak lanjutan yang jauh lebih luas. Selain ancaman perang terbuka, ada risiko peningkatan serangan teror dari kelompok-kelompok radikal yang merasa terdorong untuk membalas dominasi militer negara-negara Barat.
Dengan meningkatnya ketegangan dan ketidakpastian, para pengamat memperingatkan bahwa dunia kini menghadapi situasi yang sangat rapuh, di mana satu langkah keliru bisa memicu rantai kekerasan global yang sulit dihentikan.