WASHINGTON, TORONEWS.BLOG - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim gencatan senjata di Jalur Gaza segera dicapai. Dia telah berbicara dengan beberapa pihak untuk mewujudkannya.
"Saya kira sudah dekat," kata Trump, kepada wartawan di Gedung Putih, menjawab pertanyaan wartawan seberapa dekat pemerintahannya mengupayakan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (28/6/2025).
Trump mengatakan telah berbicara dengan pihak-pihak terkait dan yakin gencatan senjata segera dicapai, kemungkinan pekan depan.
"Saya baru saja berbicara dengan beberapa orang yang terlibat. Kami kira dalam minggu depan kita akan mencapai gencatan senjata," ujarnya, seraya menambahkan situasi mengerikan sedang terjadi di Gaza.
Sebelumnya surat kabar Israel Hayom, mengutip keterangan sumber pejabat, melaporkan Trump dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sepakat untuk mengakhiri perang di Gaza dalam 2 pekan. Hal itu dibahas dalam pembicaraan telepon antara kedua pemimpin pada Senin lalu.
Menurut laporan itu, Israel akan mengakhiri perang di Gaza sebagai alat tawar kepada negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Abraham. Selain itu, Israel akan diminta untuk berkomitmen mendukung berdirinya negara Palestina di masa depan.
Israel harus menghentikan serangan militer di Gaza serta Hamas membebaskan 50 sandera yang tersisa, 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Setelah itu Hamas akan diasingkan dari Gaza, kemudian empat negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir, ditugaskan untuk memerintah Gaza sebagai gantinya. Laporan tersebut tidak menyebutkan dua negara Arab lainnya yang diminta untuk memerintah di Gaza sementara.
Sebagai bagian dari pembangunan kembali Jalur Gaza, setiap warganya yang ingin keluar akan diterima oleh beberapa negara, namun juga tidak disebutkan nama maupun jumlahnya.
Trump juga mengatakan kepada Netanyahu Israel mau mendukung solusi dua negara di masa depan dengan syarat Pemerintah Otoritas Palestina direformasi. Sebagai imbalannya, AS juga akan mengakui kedaulatan Israel terhadap beberapa wilayah Tepi Barat.
Rencana yang dibahas Trump dan Netanyahu itu sebenarnya bukan hal baru dan telah ditolak oleh Pemerintah Otoritas Palestina, negara-negara Arab, dan Hamas. Negara-negara Arab berulang kali menegaskan tidak akan ambil bagian dalam rehabilitasi pascaperang Gaza tanpa keikutsertaan Pemerintah Otoritas Palestina.
Selain itu, usulan tersebut akan mendapat ganjalan karena Hamas menolak keluar dari Gaza. Hamas masih memiliki basis dukungan yang besar di Jalur Gaza, ketimbang faksi-faksi politik yang mengisi Pemerintah Otoritas Palestina.
Pengakuan kedaulatan Israel atas Tepi Barat juga akan memicu perdebatan sengit karena jelas-jelas melanggar hukum internasional. Ini merupakan pelegalan AS atas perampasan tanah Palestina oleh Israel.
Dengan berakhirnya perang di Gaza serta komitmen Israel terhadap solusi dua negara, Arab Saudi maupun Suriah diyakini akan menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham. Setelah itu negara-negara Arab dan Muslim lainnya akan menyusul.