Toronews.blog
Demonstrasi yang diadakan oleh siswa SMK Negeri 1 Depok, Kota Depok, Jawa Barat, menarik perhatian publik setelah sebuah video yang menunjukkan aksi mereka di tengah hujan viral di media sosial.
Dalam video tersebut, siswa tampak berkumpul di lapangan sekolah dengan membawa spanduk bertuliskan “Perjuangkan SNBP” dan berteriak meminta solusi dari pihak sekolah terkait masalah yang mereka hadapi.
Tuntutan siswa SMKN 1 Depok berakar dari keterlambatan dalam pengisian data pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) yang merupakan syarat penting untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Akibat masalah ini, sebanyak 137 siswa terancam tidak dapat mengikuti seleksi nasional yang memengaruhi masa depan pendidikan mereka.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Depok Lusi Triana mengonfirmasi bahwa masalah ini timbul akibat kesalahan operasional yang dihadapi pihak sekolah.
Menurut Lusi, keterlambatan input data disebabkan oleh kelalaian operator, yang mengakibatkan banyak siswa menjadi tidak terdaftar untuk mengikuti SNBP.
Tuntutan siswa
Kekecewaan di kalangan siswa sangat terasa, mengingat upaya keras yang telah dialokasikan untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat mendaftar ke perguruan tinggi negeri.
Saat berlangsungnya demo, salah seorang siswa mengungkapkan rasa frustrasinya, mengingat perjuangannya selama tiga tahun di sekolah. Keinginan untuk mendapatkan kejelasan dan kompensasi dari pihak sekolah juga menjadi tuntutan para siswa, termasuk permintaan untuk keringanan jadwal Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Mereka meminta pihak sekolah untuk memberikan klarifikasi yang jelas terkait masalah ini dan menghadirkan solusi yang praktis untuk mendukung persiapan ujian selanjutnya.
Respons pihak sekolah
Dalam upaya menangani situasi ini, pihak sekolah SMK Negeri 1 Depok berupaya mencari solusi bagi siswa yang terdampak.
Sekolah telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari jalan keluar yang memungkinkan siswa untuk tetap dapat mengikuti SNBP.
Lusi juga telah meminta maaf kepada para wali murid atas keterlambatan input data dan meyakinkan bahwa mereka akan terus berjuang untuk memastikan siswa-siswa yang terdampak mendapatkan kesempatan untuk mendaftar kembali.
Kepala sekolah juga menekankan komitmen untuk memperbaiki kesalahan ini agar tidak terulang di masa mendatang.