Sejarah Hari Pers Nasional dan Perkembangannya dalam Sejarah Bangsa

28 Jun 2025 | Penulis: onenews

Sejarah Hari Pers Nasional dan Perkembangannya dalam Sejarah Bangsa

Toronews.blog

Tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional (HPN) setiap tahunnya. Sejak era kemerdekaan, pers Indonesia telah melalui berbagai pasang surut dan menyaksikan dinamika perpolitikan Tanah Air yang terus berubah.

Sejarah Hari Pers Nasional

Sejarah pers di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan. Saat itu, media massa digunakan sebagai sarana untuk memperjuangkan kemerdekaan dan membentuk opini publik.

Wartawan berperan penting dalam menyampaikan berita mengenai kondisi masyarakat yang tertindas oleh penjajah. Perjuangan ini tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi, tetapi juga pada penggalangan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.

Pada 9 Februari 1946, bertepatan dengan berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), sebuah tonggak penting dalam sejarah pers nasional tercipta.

PWI didirikan di Surakarta sebagai organisasi yang bertujuan untuk melindungi hak-hak wartawan dan memajukan dunia jurnalistik di Indonesia. Sebagai wadah aspirasi, PWI berfungsi untuk memperkuat posisi wartawan dan memperjuangkan kebebasan pers.

Tanggal 9 Februari bukan hanya menandai lahirnya PWI, tetapi juga dijadikan sebagai simbol perjuangan jurnalis Indonesia.

Hari tersebut berfungsi sebagai pengingat atas peran wartawan dalam menyampaikan informasi yang akurat serta memberikan suara kepada masyarakat. Peringatan ini menggarisbawahi kontribusi signifikan dunia jurnalistik dalam pembangunan bangsa.

Penetapan Hari Pers Nasional

Keputusan Presiden Soeharto

Hari Pers Nasional (HPN) secara resmi ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada 23 Januari 1985 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985.

Keputusan ini menandai pengakuan formal terhadap peran penting pers dalam pembangunan dan demokrasi di Indonesia.

Penetapan HPN mengindikasikan dukungan pemerintah terhadap keberadaan dan peran jurnalistik di tanah air.

 

Tujuan dan makna peringatan HPN

Peringatan HPN memiliki tujuan untuk mengembangkan kehidupan pers nasional Indonesia dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip Pancasila.

HPN juga berfungsi sebagai momen untuk merefleksikan perjalanan pers, mendiskusikan tantangan yang dihadapi, serta menegaskan kembali komitmen jurnalis untuk menjaga integritas dan etika dalam setiap laporan yang disampaikan.

Pelaksanaan HPN di Indonesia

Setiap tahunnya, HPN dirayakan dengan kegiatan yang melibatkan insan pers, pemerintah, dan masyarakat, biasanya secara bergantian di ibu kota provinsi.

Kegiatan ini mencakup seminar, diskusi, dan pertemuan yang bertujuan meningkatkan sinergi antara pers, masyarakat, dan pemerintah.

Pelaksanaan HPN menjadi ajang untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap kebebasan pers dan profesionalisme.

Dinamika perkembangan pers nasional

Masa kolonial dan tantangan kebebasan

Dalam sejarahnya, pers di Indonesia telah mengalami berbagai tantangan, mulai dari masa penjajahan hingga periode Orde Baru yang membatasi kebebasan berpendapat.

Selama masa kolonial, pers digunakan sebagai alat perjuangan dan harus menghadapi pembatasan yang ketat dari pemerintah kolonial. Warisan dari masa tersebut masih berdampak dalam perkembangan pers modern di Indonesia.

Peran pers di era Reformasi

Era reformasi membawa harapan baru bagi kebebasan pers di Indonesia. Namun, pejuangan belum sepenuhnya berakhir. Tantangan baru muncul, termasuk maraknya penyebaran berita palsu dan tekanan dari berbagai pihak.

Pers kini memiliki peran penting sebagai kontrol sosial, memberikan informasi yang akurat, serta mendorong transparansi dalam pemerintahan.

Tantangan yang dihadapi pers Indonesia

Hingga saat ini, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh pers Indonesia, termasuk ancaman fisik terhadap wartawan hingga berbagai bentuk perlakuan tidak adil dalam menjalankan tugasnya.

Hal ini sepatutnya menjadi perhatian serius bagi pelaku industri media. Keberanian wartawan untuk menyampaikan kebenaran juga sering kali diuji dengan risiko yang tinggi.

Kontroversi seputar Hari Pers Nasional

Meskipun HPN diperingati dengan semangat positif, kontroversi tetap ada. Sejumlah kelompok termasuk jurnalis muda mengusulkan untuk membuat hari peringatan alternatif sebagai bentuk kritikan terhadap HPN yang dinilai merupakan warisan Orde Baru.

Beragam respons datang dari kalangan jurnalis dan masyarakat mengenai kritik yang ditujukan kepada HPN. Beberapa pihak berargumen bahwa HPN tetap relevan sebagai momen untuk merefleksikan perjalanan pers.

Di sisi lain, publik mendorong dibentuknya peringatan yang lebih inklusif dan sesuai dengan kondisi hari ini.

Tak kalah penting, pers perlu membangun sinergi dengan masyarakat. Peringatan HPN seharusnya tak sekadar seremoni, tetapi juga menjadi refleksi atas kolaborasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap peran penting pers.

Dengan menciptakan dialog terbuka, diharapkan akan tercipta keharmonisan antara pers dan masyarakat, demi masa depan yang lebih baik bagi demokrasi di Indonesia.

 


Komentar