Toronews.blog
Profil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro baru-baru ini tengah ramai diperbincangkan publik dan bahkan masuk menjadi trending di Google Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari aksi unjuk rasa oleh pegawai Kemendiktisaintek di depan kantornya di Jalan Jenderal Sudirman, Senin (20/1/2025).
Dengan pakaian serba hitam, para pegawai Kemendikti Saintek berkumpul membawa spanduk protes bahwa mereka bukan pegawai pribadi Satryo dan istri, Silvia Ratnawati Brodjonegoro.
Aksi unjuk rasa ini dipicu adanya pemberhentian mendadak salah satu pegawai, Neni Herlina oleh Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro. Pemecatan ini diduga disebabkan oleh kesalahpahaman atau fitnah terkait pelaksanaan tugas, yang menurut Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno, telah merugikan pegawai tersebut.
Massa aksi juga membawa dua spanduk dibentangkan bertuliskan “Kami ASN, Dibayar oleh Negara, Bekerja untuk Negara, Bukan Babu Keluarga” dan “Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri". Di seberang spanduk itu, berjejer karangan bunga bertuliskan ungkapan kecewa atas keputusan Satryo memecat Neni.
Neni yang juga hadir dalam aksi itu menyatakan pemecatan atas dirinya terjadi pada Jumat sore, 17 Januari 2025. Kepada Wartawan, Neni juga menceritakan bagaimana dirinya didatangi Mendiktisaintek Satryo ke ruang kerjanya dan memintanya angkat kaki dari ruangan.
“‘Keluar kamu ke Dikdasmen!’ ‘Bawa semua barang-barang kamu!,” ujar Neni menirukan kalimat yang disampaikan Satryo dengan nada tinggi, mengutip Tempo.
Lantas seperti apa profil lengkap Satryo Soemantri Brodjonegoro? Berikut adalah informasi lengkapnya yang telah Narasi himpun dari berbagai sumber.
Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro
Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir pada 5 Januari 1956 di Delft, Belanda. Ia merupakan anak dari Soemantri Brodjonegoro, seorang tokoh penting yang pernah menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia pada era Soeharto.
Keluarga Brodjonegoro memiliki pengaruh yang signifikan di bidang pendidikan dan pemerintahan, yang menjadi salah satu faktor yang menginspirasi Satryo untuk berkarir dalam dunia akademik dan pendidikan.
Satryo dikenal sebagai akademisi sekaligus pernah menjabat sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) periode 2018-2023. Melansir dari laman AIPI diketahui total publikasinya setidaknya 99 karya ilmiah sepanjang kariernya. Beberapa publikasinya bahkan telah dimuat dalam berbagai jurnal internasional yang terkait dengan bidang teknik mesin dan pendidikan tinggi.
Dalam profil akademiknya di Google Scholar, Satryo pertama kali menerbitkan karya ilmiahnya pada tahun 1980 dengan judul Mathematical Formulation for Frequency Calculations of Javanese Gamelan's Wilahan and Gong.
Selain itu, Satryo juga aktif dalam pengembangan buku ilmiah. Salah satunya adalah sebagai editor buku yang berjudul MDGs Sebentar Lagi: Sanggupkah Kita Menghapus Kemiskinan Dunia yang terbit pada tahun 2010.
Dalam mengejar pendidikan, Satryo menuntut ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan Teknik Mesin. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi di University of California, Berkeley, Amerika Serikat, dan meraih gelar Ph.D dalam bidang Teknik Mesin pada tahun 1985.
Sebagai seorang akademisi, Satryo dikenal atas kontribusinya dalam bidang teknik mesin. Selain mengajar di ITB, ia juga memimpin berbagai inisiatif yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum dan penelitian di jurusan teknik mesin.
Keahlian dan pengalamannya dalam teknik mesin telah membentuk kualifikasi dosen dan kualitas pendidikan di sekitarnya.
Jejak Karier di Pendidikan Tinggi
Setelah menyelesaikan pendidikan, Satryo Soemantri Brodjonegoro bergabung dengan ITB sebagai dosen di Jurusan Teknik Mesin. Pada tahun 1992, ia diangkat sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin dan menjadi awal implementasi dari proses self evaluation pada jurusan tersebut.
Satryo S. Brodjonegoro pernah berpengalaman menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi selama 1999-2007. Di bawah kepemimpinanya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia mulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Ia juga berperan dalam memperkenalkan konsep World Class University, yang fokus pada meningkatkan reputasi dan kualitas pendidikan tinggi Indonesia di kancah global.
Selama menjabat sebagai Dirjen Dikti, Satryo Soemantri menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam meningkatkan kualitas lulusan. Ia memperkenalkan berbagai kebijakan yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan tinggi, termasuk peningkatan anggaran untuk penelitian dan program peningkatan kapasitas dosen.
Satryo juga aktif sebagai dosen tamu di Toyohashi University of Technology, Jepang. Melalui kerjasama ini, ia tidak hanya berbagi pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga mengembangkan jaringan internasional yang mendukung penguatan pendidikan teknik di Indonesia dan Jepang.
Itulah penjelasan lengkap mengenai profil Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.