Toronews.blog
Pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara bantuan sosial (bansos) beras, keputusan ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, tujuannya untuk menjaga harga gabah agar tidak anjlok.
"Dalam dua bulan ini, izin menjelaskan, untuk SPHP dan bantuan pangan itu sementara ditiadakan. Karena kalau kita terus membanjiri pasar, maka harga gabah ini tidak bisa naik-naik," kata Arief dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 4 Februari 2025.
Arief juga mengatakan, jika pasar terus menerus dipenuhi dengan pasokan beras bantuan, dikhawatirkan harga gabah akan terus menurun, yang tentunya berdampak negatif pada pendapatan petani.
Stabilitas harga gabah sangat penting, khususnya saat menjelang panen raya, di mana petani membutuhkan harga yang layak untuk hasil panen mereka.
"Kira-kira demikian. Jadi menyeimbangkan antara hulu dan hilir, tentunya ini yang dilakukan pemerintah. Dan keseimbangan ini yang terus dijaga," imbuhnya.
Penyesuaian Anggaran Bantuan Pangan
Pada kesempatan yang sama, Arief juga menerangkan jika bantuan pangan beras dan program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dialihkan untuk penyerapan 3 juta ton gabah, total anggarannya sebesar Rp 16,6 triliun.
"Jadi yang Rp 16,6 triliun itu dialokasikan untuk penyerapan gabah petani, beras petani. (Sebelumnya bantuan beras) ada 6 bulan, yang ini sekarang diminta untuk serap beras sama gabah," kata Arief
Salah satu tujuan utama pemerintah dalam menghentikan sementara bansos beras adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan menstabilkan harga gabah, pemerintah berharap petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih baik dari hasil panen mereka.
"Untuk sementara Januari, Februari kita setop Bulog supaya kita bisa dorong harga gabah di petani itu bisa naik," jelasnya.
Rencana Penyaluran Setelah Panen Raya
Dengan kebijakan penghentian bansos beras ini, pemerintah juga berfokus pada upaya penyerapan hasil panen raya.
"Untuk membantu menyerap (gabah kering) panen petani dengan harga Rp6.500. Jangan kita gelontorin terus, nanti harga gabahnya turun lagi," ujar Arief.
Saat ditanya lebih lanjut apakah penghentian bantuan pangan akan berlangsung selama enam bulan, Arief menegaskan bahwa anggaran tersebut tidak benar-benar dihentikan, melainkan dialokasikan terlebih dahulu untuk penyerapan gabah dan beras.
"Jadi selama panen raya atas rapat koordinasi terbatas (rakortas) terakhir itu kita hold dulu bantuan pangan. Sampai panennya selesai, panen raya sampai April ya mungkin," kata Arief.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) yang mengatakan jika bantuan pangan yang sebelumnya sudah disiapkan oleh pemerintah dalam bentuk beras Program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan kembali disalurkan setelah panen raya.
Lebih lanjut, dikatakan dia, pihaknya akan menggelar rapat distribusi bantuan pangan setelah panen raya selesai.
Zulhas juga menyatakan bakal mencopot pimpinan Bulog di level kabupaten apabila tidak melakukan penyerapan gabah petani dengan harga yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar Rp6.500 per kg.