Menteri Satryo S. Brodjonegoro Didemo Ratusan ASN Kemdiktisaintek, Apa Sebabnya?

28 Jun 2025 | Penulis: onenews

Menteri Satryo S. Brodjonegoro Didemo Ratusan ASN Kemdiktisaintek, Apa Sebabnya?

Toronews.blog

Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berdemonstrasi di depan kantor kementerian, Senin (20/1/2025). Mereka memprotes sikap Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dinilai sewenang-wenang memecat pegawai Kemendiktisaintek bernama Neni Herlina.

Para ASN yang berjumlah sekitar 235 pegawai menyampaikan aspirasi dengan menyanyikan lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya dan Bagimu Negeri, meneriakkan yel-yel, serta membentangkan spanduk dan karangan bunga.

Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno, mengungkapkan bahwa pemecatan Neni diduga disebabkan oleh kesalahpahaman dalam pelaksanaan tugasnya.

“Mungkin ada kesalahpahaman di dalam pelaksanaan tugas, dan itu menjadi fitnah atau suuzon bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal dia tidak melakukannya,” ujar Suwitno, Senin (20/1/2025).

Awal Kisruh Pemecatan Neni Herlina

Kisruh ini bermula dari kejadian beberapa waktu lalu yang disebut Neni hanya karena masalah penggantian meja kerja sementara untuk menteri di lantai 10 kantor Kemdiktisaintek. Menurut Neni, ruangan menteri saat itu masih dalam renovasi, sehingga meja yang digunakan adalah meja bekas Dirjen.

“Sebenarnya itu kan gini, ruangan beliau itu sedang kita buat di lantai 10. Itu ruang sementara, bekas ruang Dirjen. Jadi masalahnya enggak substansial dengan kerja-kerja pendidikan tinggi,” kata Neni.

Masalah tersebut berlanjut ketika Satryo dikabarkan marah karena pemasangan internet di rumah dinasnya tidak selesai sesuai waktu yang diinginkan.

“Pak Menteri maunya segera. Jadi kita meminta mereka menyegerakan. Akhirnya sampai malam, tapi jadi marah. Dia langsung nelpon ketua tim saya yang sedang sakit. Karena enggak diangkat, menteri kirim pesan WhatsApp yang isinya memecat saya dan ketua tim,” jelas Neni.

Meski sudah diberhentikan secara verbal, Neni tetap bekerja seperti biasa karena belum ada surat resmi yang dikeluarkan. Namun, pada Jumat (17/1/2025), Menteri Satryo mendatangi lantai 8 kantor kementerian dan mengusirnya di hadapan staf dan anak-anak magang.

“Pak Menteri langsung ke lantai 8. Ya gitulah kejadiannya, membentak saya, menyuruh saya keluar di hadapan anak-anak magang dan staf saya. Itu sudah di luar logika,” ungkap Neni.

 

Aksi Demo dan Tuntutan kepada Presiden

Para ASN meminta Presiden Prabowo Subianto turun tangan terkait polemik ini. Menurut Suwitno, hal ini perlu disampaikan karena Satryo Soemantri Brodjonegoro diangkat sebagai menteri oleh presiden.

“Kami lebih kepada menyampaikan saja, terutama kepada pejabat atau kepada Bapak Presiden yang sebenarnya mengangkat dan menunjuk beliau (Satryo) sebagai Menteri,” kata Suwitno.

Selain itu, Neni juga mengaku akan mengadukan kasus ini ke DPR untuk mendapatkan kejelasan hukum.

“Status saya ini apakah benar dipecat atau tidak? Karena tidak ada dasar hukum yang jelas. Kalau tidak ada perubahan, kami merencanakan untuk menurunkan beliau (Satryo),” tegas Neni.

Respons Menteri Satryo: Mutasi Besar-Besaran, Bukan Pemecatan

Di tempat terpisah, Menteri Kemdiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro menanggapi demo tersebut dengan menyebutnya sebagai buntut dari mutasi besar-besaran yang sedang dilakukan kementerian. Ia menjelaskan bahwa mutasi ini merupakan bagian dari penyesuaian yang dilakukan setelah pemekaran kementerian.

“Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran. Karena pecahnya jadi tiga kementerian, kita perlu banyak orang. Kita ingin benahi sesuai amanat presiden agar hemat anggaran,” ujar Satryo dikutip Detik.com usai menghadiri pelantikan Rektor ITB di Bandung, Senin (20/1/2025).

Satryo mengakui bahwa ada pihak-pihak yang tidak berkenan dengan kebijakan mutasi tersebut sehingga terjadi demonstrasi. “Kita melakukan mutasi yang cukup besar karena memang ada pihak yang tidak berkenan,” sebutnya.

Namun, Satryo membantah tuduhan bahwa dirinya marah-marah atau bersikap otoriter. “Nggak ada, tidak benar,” katanya.

Terkait aksi demo, Satryo menyebut bahwa hal itu sengaja dilakukan agar menjadi perhatian publik.

“Para pendemo itu mencari hal yang unik agar demonya menjadi perhatian publik,” ujarnya.

Pihak Kemdiktisaintek: Dialog Masih Terbuka

Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M. Simatupang, menilai polemik ini merupakan bagian dari dinamika organisasi yang wajar dalam proses pemekaran kementerian. Ia menyebut kementerian terbuka untuk menyelesaikan masalah melalui dialog.

“Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik. Ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik,” ucap Togar.

Togar juga menegaskan bahwa pemberhentian Neni tidak dilakukan secara mendadak. “Tidak sejauh itu. Dalam penataan, ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin. Ada perbedaan, dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan,” jelasnya.

Menurut Togar, proses ini masih dalam tahap penyelesaian, dengan mempertimbangkan opsi lain selain pemberhentian. “Ini sedang proses. Tentu terbuka untuk opsi lain, bukan hitam putih. Tidak baik terlalu reaktif dan tanpa dialog,” tegasnya.

Kekhawatiran Pegawai dan Harapan Reformasi

Para pegawai Kemdiktisaintek berharap agar kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Banyak yang merasa khawatir bahwa pola pemecatan seperti yang dialami Neni dapat menimpa pegawai lainnya.

“Kita ingin reformasi yang lebih manusiawi. Kalau cara-cara seperti ini terus, ke depannya akan sulit bagi kami untuk bekerja dengan tenang,” kata salah satu ASN yang enggan disebutkan namanya.

 


Komentar