Toronews.blog
Kecelakaan bus pariwisata di Batu yang terjadi pada Rabu malam, 8 Januari 2025, diperkirakan disebabkan utama oleh sistem rem yang tidak berfungsi. Bus dengan nomor polisi DK 7942 GB tersebut dilaporkan mengalami rem blong sebelum insiden terjadi.
"Busnya dari Bali, sementara penyebabnya diduga rem blong tapi kami masih mempelajari atau mendalami lagi," Terang Kepala Kepolisian Resor Batu AKBP Andi Yudha Pranata, mengutip Antara
Menurut laporan penyelidikan awal, tidak ditemukan jejak pengereman pada jalanan yang curam di lokasi kecelakaan. Hal ini mengindikasikan bahwa bus meluncur tanpa kendali, yang berkontribusi terhadap keparahan kecelakaan.
Kondisi jalan di lokasi kejadian yang curam menjadi faktor signifikan dalam insiden ini. Jalan Imam Bonjol, titik lokasi kecelakaan, memiliki kontur jalan yang menurun, sehingga mengharuskan kendaraan untuk memiliki sistem pengereman yang optimal.
Ketika bus tersebut kehilangan kendali, pergerakannya menjadi semakin cepat, menyebabkan dampak serius saat menghempaskan kendaraan-kendaraan lain di jalur yang dilalui.
Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata Batu
Menurut laporan pihak terkait kecelakaan terjadi sekitar pukul 19.15 WIB di Jalan Imam Bonjol, di wilayah Kota Batu, Jawa Timur.
Bus pariwisata itu terlibat dalam kecelakaan beruntun yang mempengaruhi total 16 kendaraan: terdiri dari enam mobil penumpang dan sepuluh sepeda motor. Insiden ini berbuntut pada kekacauan arus lalu lintas dan memperburuk situasi bagi para pengguna jalan lainnya yang berada di sekitar lokasi pada saat kejadian.
Dampak dari kecelakaan ini sangat signifikan, tidak hanya bagi penumpang bus tetapi juga bagi pengguna jalan lainnya. Dengan total korban mencapai 14 orang, terdiri dari empat orang meninggal dunia dan sepuluh orang mengalami luka-luka, insiden ini menciptakan suasana panik dan kekacauan di jalan yang semula ramai.
Data Korban Yang Meninggal
Data yang terkumpul menunjukkan bahwa dari empat korban yang tewas, sebagian besar berasal dari daerah Jember dan Batu. Mereka yang kehilangan nyawa termasuk Agus Darianto (60), Sugianto Mumun (40), Anis, serta Syafa, seorang bayi berusia 20 bulan. Kehilangan ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat yang mengenal korban.
Berdasarkan laporan, sepuluh orang lainnya mengalami berbagai tingkat luka-luka. Beberapa dari mereka diperbolehkan untuk pulang setelah mendapatkan perawatan, sementara yang lainnya dirawat karena kondisi yang lebih serius. Identitas para korban luka sebagian besar merupakan warga setempat, mencerminkan dampak komunitas atas tragedi ini.
Proses evakuasi dimulai segera setelah kecelakaan terjadi, dengan tim penyelamat dari kepolisian dan dinas kesehatan setempat turun tangan. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Hasta Brata dan RSUD Karsa Husada untuk mendapatkan perawatan medis. Upaya penyelamatan ini dilakukan dengan cepat agar pasien yang terluka mendapat perawatan yang diperlukan secepatnya.
Tindakan Kepolisian Setelah Kecelakaan
Setelah kecelakaan, pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk meneliti penyebab insiden dan mengumpulkan bukti-bukti. Analisis mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan, termasuk pemeriksaan teknis pada bus dan kesaksian dari para saksi mata, menjadi prioritas untuk memahami keseluruhan situasi.
Tim dari Polda Jatim juga melibatkan metode analisis lalu lintas untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai pergerakan kendaraan sebelum kecelakaan. Kesaksian dari saksi mata, termasuk pengguna jalan lainnya yang berada di sekitar lokasi, melengkapi data yang diperlukan untuk menghasilkan laporan resmi tentang kecelakaan ini.