Toronews.blog
Ada kabar besar nih dari Timur Tengah! Setelah 15 bulan serangan berdarah Israel yang bikin Gaza luluh lantak, akhirnya Israel dan Hamas sepakat buat gencatan senjata. Konflik ini nggak main-main dampaknya—lebih dari 46.700 warga Palestina meninggal, dan hampir setengah dari korban itu adalah anak-anak.
Tapi sekarang, ada harapan baru. Kesepakatan ini diumumkan sama Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, dalam konferensi pers di Doha hari Rabu, 15 Januari 2025. Gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku Minggu depan, tepatnya tanggal 19 Januari.
Peran Qatar, Mesir, dan Amerika
Qatar dan Mesir jadi pemain utama yang bantuin negosiasi antara Israel dan Hamas. Peran mereka bener-bener vital buat bikin kedua belah pihak mau duduk bareng dan ngomongin solusi. Nggak cuma itu, tekanan dari Amerika Serikat (AS) juga ikut mendorong kesepakatan ini terjadi.
Presiden terpilih AS, Donald Trump, nggak segan-segan klaim kalau kesepakatan ini ada karena “aura kemenangan”-nya di Pemilu November 2024. Dalam pernyataannya di TruthSocial, dia bilang, "This EPIC ceasefire agreement could have only happened as a result of our Historic Victory in November, as it signaled to the entire World that my Administration would seek Peace and negotiate deals to ensure the safety of all Americans."
Trump juga nyebut kalau dia bakal terus dukung perdamaian lewat strategi "Peace Through Strength" alias perdamaian lewat kekuatan.
Presiden Joe Biden yang masih menjabat sekarang juga ikut mengklaim kontribusinya. Menurut Biden, diplomasi AS selama dia jadi presiden adalah alasan utama di balik kesepakatan ini.
"I laid out the precise contours of this plan on May 31, 2024, after which it was endorsed unanimously by the UN Security Council. This deal is the result of relentless American diplomacy," katanya.
Biden juga menyindir Hamas sebagai pihak yang bikin kesepakatan ini tertunda.
Apa Isi Perjanjiannya?
Kesepakatan gencatan senjata ini punya beberapa poin penting yang disusun untuk mendorong perdamaian dan memulihkan kondisi Gaza. Berikut ini detailnya:
1. Pertukaran Tahanan
Pertukaran tahanan adalah salah satu poin kunci dalam perjanjian ini. Beberapa detailnya:
- Hamas akan membebaskan 33 tahanan Israel, termasuk sembilan di antaranya yang sedang sakit atau terluka.
- Israel, di sisi lain, bakal melepas 1.000 tahanan Palestina yang ditangkap sejak 8 Oktober 2023.
- Ada juga aturan rasio pertukaran, misalnya tahanan Palestina yang berusia di atas 50 tahun akan dibebaskan dengan rasio 1:3 untuk yang dihukum seumur hidup, dan 1:27 untuk yang dihukum dengan pidana lebih ringan.
- Tahanan terkenal seperti Ebra Mangesto dan Hesham el-Sayed akan dibebaskan oleh Hamas dengan rasio 1:30, bersamaan dengan 47 tahanan Palestina yang ditangkap ulang setelah sempat dibebaskan pada 2011 dalam kesepakatan Gilad Shalit.
2. Penarikan Pasukan Israel
Pasukan Israel bakal mulai mundur dari beberapa area strategis, termasuk Koridor Netzarim yang sering disebut warga Gaza sebagai "poros kematian." Koridor ini menghubungkan perbatasan Gaza dengan Laut Mediterania dan sebelumnya digunakan militer Israel buat mengontrol pergerakan warga Palestina.
- Pasukan Israel akan mundur hingga radius 700 meter dari perbatasan Gaza. Namun, di lima titik tertentu, radius ini bisa diperluas hingga 400 meter tambahan, tergantung peta yang disepakati kedua pihak.
3. Perbatasan Rafah
Perbatasan Rafah, yang jadi gerbang penting antara Gaza dan Mesir, akan diaktifkan lagi buat membantu warga Palestina yang terluka dan sakit.
- Setiap hari, 50 warga Palestina yang terluka atau sakit akan diizinkan keluar lewat perbatasan ini ke Mesir, masing-masing didampingi oleh tiga orang pendamping.
- Perbatasan ini juga akan digunakan untuk distribusi bantuan kemanusiaan sesuai kesepakatan antara Israel, Mesir, dan mediator.
4. Pemulangan Warga Gaza yang Terlantar
Ribuan warga Gaza yang sebelumnya terpaksa mengungsi bakal diizinkan pulang ke rumah mereka di Gaza utara.
- Pemulangan ini akan dimulai pada hari ketujuh setelah gencatan senjata berlaku. Awalnya, hanya pejalan kaki yang diizinkan kembali tanpa pemeriksaan.
- Pada hari ke-22, kendaraan juga diizinkan lewat setelah melalui proses pemeriksaan oleh perusahaan keamanan swasta yang disetujui mediator.
5. Bantuan Kemanusiaan
Mediator internasional seperti PBB akan mengawasi langsung distribusi bantuan ke Gaza. Bantuan ini mencakup makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya yang selama ini terhalang akibat konflik.
Respons Warga Gaza: Kehidupan Dimulai Lagi
Pengumuman gencatan senjata ini disambut antusias oleh warga Gaza. Banyak yang langsung turun ke jalan, mengibarkan bendera Palestina, dan berharap ini jadi awal dari kehidupan baru.
"Kehidupan akan dimulai lagi," kata seorang warga Gaza di Deir al-Balah.
Dari pihak Israel, Presiden Isaac Herzog menyambut baik kesepakatan ini.
"Kami semua menunggu dengan harap-harap cemas untuk kembalinya saudara-saudari kami yang menjadi tahanan," katanya, sambil meminta kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mendukung perjanjian ini.
Namun, Hamas punya pandangan yang berbeda. Pemimpin sementara mereka, Khalil al-Hayya, menilai bahwa Israel sebenernya kalah dalam konflik ini. Dia menyebut perang 15 bulan ini sebagai perang atrisi yang nggak menguntungkan Tel Aviv. "Israel gagal mencapai tujuannya di Gaza," ujar al-Hayya.
Dampak Konflik Selama 15 Bulan
Perang yang dimulai pada Oktober 2023 ini nggak cuma bikin banyak korban jiwa, tapi juga menghancurkan infrastruktur Gaza. Laporan dari jurnal medis The Lancet bahkan bilang jumlah korban mungkin lebih tinggi dari angka resmi, karena banyak korban yang nggak bisa dievakuasi akibat keterbatasan alat penyelamatan dan fasilitas medis.
PBB sendiri menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai “genosida,” tuduhan yang juga didukung oleh beberapa sejarawan Israel. Angka korban yang sangat besar membuat banyak pihak menilai perang ini adalah salah satu konflik paling mematikan dalam sejarah modern Palestina.
Dunia berharap gencatan senjata ini bisa jadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih berkelanjutan. Apakah ini benar-benar jadi solusi atau cuma jeda sementara? Kita tunggu aja kelanjutannya.