Toronews.blog
Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon memastikan pelaku pasar menyambut positif rencana perdagangan carbon credit ke pihak asing, yang dijadwalkan mulai dilaksanakan pada 20 Januari 2025.
Rencana ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 21 Tahun 2022, yang mengatur mekanisme otorisasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk carbon credit yang dapat diperdagangkan ke pihak asing.
Bursa Karbon Indonesia atau yang dikenal sebagai IDX Carbon, menjadi platform penting dalam mewujudkan ambisi besar Indonesia mengurangi emisi karbon dan memenuhi target iklim nasional yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memperkuat aksi nyata demi mengatasi perubahan iklim.
"Pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk mencapai target NDC, salah satunya melalui implementasi mekanisme nilai ekonomi karbon, termasuk perdagangan karbon," ujar Hanif dikutip Antara, Senin (19/1/2025).
Apa Itu Bursa Perdagangan Karbon?
Bursa perdagangan karbon adalah mekanisme pasar yang memungkinkan perusahaan atau entitas lain untuk membeli atau menjual izin atau sertifikat pengurangan emisi karbon. Di dalam sistem ini, emisi karbon dihitung dalam satuan metrik ton karbon dioksida ekuivalen (tCO2e).
Melalui perdagangan karbon, pihak-pihak yang mampu mengurangi emisi lebih dari targetnya dapat menjual kelebihannya kepada pihak yang masih membutuhkan ruang untuk memenuhi target emisi mereka.
Sistem ini bertujuan untuk mendorong perusahaan lebih aktif dalam mengurangi emisi, sekaligus menciptakan insentif ekonomi bagi pengurangan emisi yang lebih besar.
Ambisi Besar IDX Carbon
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyampaikan bahwa IDX Carbon menargetkan volume perdagangan karbon sebanyak 500.000 hingga 750.000 ton karbon (tCO2e) pada tahun 2025. Target ini mencakup perdagangan karbon baik di tingkat domestik maupun internasional.
"Internasional dan domestik, mungkin kita bicara 500.000 sampai 750.000 ton karbon (di 2025)," kata Iman.
Iman juga menargetkan adanya 200 pengguna jasa di platform IDX Carbon pada 2025. Saat ini, jumlah pengguna jasa baru mencapai 104 entitas, yang telah aktif memperdagangkan unit karbon mereka di pasar ini.
Namun, untuk target nilai transaksi di tahun 2025, Iman mengaku masih harus menunggu perkembangan harga unit karbon di pasar.
“Saya mesti melihat harganya,” ujarnya singkat.
Perkembangan Bursa Karbon Hingga Awal 2025
Sejak diluncurkan pada 26 September 2023, IDX Carbon mencatatkan total volume perdagangan karbon sebesar 1.131.000 tCO2e hingga 17 Januari 2025. Angka ini menunjukkan bahwa minat terhadap perdagangan karbon di Indonesia terus meningkat. Dalam periode yang sama, nilai transaksi karbon mencapai Rp56,86 miliar.
Awal 2025 juga ditandai dengan penambahan tiga proyek Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang semakin memperkaya unit karbon baru di IDX Carbon. Ketiga proyek ini berasal dari sektor pembangkit listrik berbasis gas yang dikelola oleh PT PLN Indonesia Power dan PT PLN Nusantara Power.
- Proyek pertama adalah PLTGU Priok Blok 4, yang mencatatkan pengurangan karbon sebesar 763.653 tCO2e dengan tahun vintage 2021.
- Proyek kedua adalah Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle (Add On) PLTGU Grati Blok 2, yang mencatatkan unit karbon sebesar 407.390 tCO2e, juga dengan tahun vintage 2021.
- Proyek ketiga adalah Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar, yang menghasilkan unit karbon sebesar 30.000 tCO2e dengan tahun vintage 2023.
Ketiga proyek ini menunjukkan kontribusi signifikan sektor energi dalam mendukung perdagangan karbon di Indonesia.
Langkah Menuju Masa Depan Rendah Karbon
IDX Carbon tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi domestik, tetapi juga membuka peluang perdagangan internasional yang lebih luas. Dengan target ambisius di tahun 2025, platform ini diharapkan menjadi pusat perdagangan karbon yang kompetitif di tingkat global.
Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan platform perdagangan seperti IDX Carbon, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masa depan rendah karbon. Seperti yang disampaikan oleh Iman Rachman, "Mungkin target kita 200 pengguna jasa."