Toronews.blog
Warga Palestina menyambut penuh suka cita mengenai kesepakatan genjatan senjata yang dilakukan oleh kelompok Hamas dan Israel. yang akan dilakukan selama 42 hari mulai 19 Januari mendatang.
Kesepakatan ini terjadi setelah lebih dari 460 hari agresi brutal Israel menghancurkan Gaza dan telah menewaskan total 46.707 warga Palestina. Pengumuman gencatan senjata ini juga secara resmi diumumkan pada Rabu 15 Januari 2025.
"Saya tidak percaya bahwa mimpi buruk lebih dari setahun ini akhirnya akan segera berakhir. Kami kehilangan begitu banyak nyawa, kami telah kehilangan segalanya," kata warga Gaza yang mengungsi di Kamp Nuseirat, Randa Sameeh (45), seperti dikutip AFP.
Sameeh mengatakan dirinya ingin berkunjung ke makam saudara-saudaranya setelah gencatan senjata berlaku efektif. Ia juga berencana memberikan penguburan layak kepada keluarganya.
"Kami menguburkan mereka di pemakaman Deir al Balah dengan tidak layak. Kami akan membuat kuburan dan menuliskan nama mereka di nisan," ucapnya.
Lantas, apa itu gencatan senjata? Apa tujuan dari gencatan senjata? Simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Gencatan Senjata
Gencatan senjata adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penghentian sementara semua aktivitas militer di dalam suatu konflik. Dalam bahasa Inggris, istilah ini dikenal dengan sebutan "ceasefire".
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gencatan senjata berarti penghentian kegiatan tembak-menembak. Ini mengindikasikan bahwa kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk tidak melakukan tindakan agresif, baik berupa serangan langsung maupun serangan udara.
Gencatan senjata dapat terjadi dalam konteks yang berbeda-beda, baik itu sebagai bagian dari langkah awal menuju perundingan damai atau sebagai upaya untuk menghentikan kekerasan dalam jangka pendek.
Perjanjian gencatan senjata dapat diumumkan secara sepihak oleh salah satu pihak atau dinegosiasikan dan disepakati oleh kedua belah pihak yang terlibat.
Salah satu tujuan utama gencatan senjata adalah untuk menghentikan kekerasan, sekaligus memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang terlibat untuk melakukan penilaian dan diskusi. D
alam banyak kasus, gencatan senjata dilakukan untuk memungkinkan peninjauan situasi, menghentikan serangan, dan secara temporer menurunkan tensi yang ada di medan perang.
Ketika gencatan senjata diberlakukan, masing-masing pihak diharapkan dapat mengunci posisi militer mereka sambil meminimalkan risiko terjadinya serangan balasan. Ini pada gilirannya memberikan manfaat kepada penduduk sipil yang terperangkap dalam konflik.
Selanjutnya, gencatan senjata bertujuan untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi perundingan lebih lanjut. Tanpa adanya gencatan senjata, sulit untuk menjalin komunikasi yang efektif antara pihak yang berkonflik.
Dengan adanya penghentian sementara permusuhan, pihak mediator memiliki ruang untuk melakukan negosiasi dan mencari solusi damai bagi konflik yang berkepanjangan.
Dalam banyak situasi, pihak ketiga berperan sebagai mediator untuk melakukan negosiasi gencatan senjata. Hal ini penting agar persetujuan yang dihasilkan dapat diakui oleh berbagai pihak terkait maupun masyarakat internasional.
Tiga Fase Genjatan Senjata Hamas-Israel
Terdapat total tiga fase perjanjian yang disepakati dalam gencatan senjata ini, berikut ketiga fasenya;
Fase pertama, mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan hingga masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan.
Fase kedua, Jika semua persyaratan fase pertama terpenuhi, Hamas akan melepaskan seluruh tawanan yang masih hidup, terutama tentara laki-laki, sebagai imbalan atas pembebasan lebih banyak tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel. Pada tahap ini, Israel juga akan memulai proses penarikan pasukan secara menyeluruh dari Gaza
Fase ketiga, Apabila persyaratan fase kedua berhasil dilaksanakan, jenazah para tawanan yang tersisa akan diserahkan. Sebagai gantinya, akan dilaksanakan rencana rekonstruksi Gaza selama tiga hingga lima tahun yang berada di bawah pengawasan internasional.