Toronews.blog
Ayah Tentara Israel Tuding Netanyahu ‘Lakukan Kejahatan Perang’ Demi Kepentingan Pribadi
Netanyahu lagi-lagi jadi sasaran kritik tajam, dan kali ini serangannya datang dari Yehuda Cohen, ayah Nimrod Cohen (19), seorang tentara Israel yang ditawan Hamas di Gaza. Dalam diskusi keluarga sandera di Knesset, Cohen nggak segan menyebut Perdana Menteri Israel itu "melakukan kejahatan perang", bukan cuma ke warga Gaza, tapi juga ke tentara Israel sendiri.
"Netanyahu tidak hanya melakukan kejahatan perang terhadap warga Gaza, tapi juga terhadap tentara IDF," ujar Cohen, yang langsung bikin suasana Knesset panas.
Ia menuduh Netanyahu memperpanjang perang di Gaza demi "kepentingan pribadinya" dan mendukung surat perintah penangkapan internasional yang dikeluarkan ICC (Pengadilan Kriminal Internasional) terhadap Netanyahu.
Ideologi ‘Pembunuh’ Pemerintah Netanyahu
Yehuda Cohen nggak berhenti di situ. Ia juga menuding pemerintah sayap kanan ekstrem Netanyahu lebih mementingkan pembangunan pemukiman ilegal dan pengorbanan tentara dibanding menyelamatkan nyawa.
“Partai luh cuma peduli pada kematian. Hanya karena Orit Strook memutuskan mengorbankan anak-anaknya, bukan berarti saya atau keluarga lainnya harus mengorbankan anak kami demi ideologi yang melanggar hukum internasional. Itu namanya fasisme,” kata Cohen dengan nada geram, merujuk pada Strook, Menteri Pemukiman Israel yang dikenal karena pandangannya yang ultra-ekstrem.
Komentar Cohen langsung bikin panas pendukung Netanyahu di Knesset. Eliyahu Revivo, anggota parlemen dari partai Likud, nggak terima dan membalas: "Kalau Anda terus bicara seperti ini, anak Anda akan terus berada di penjara Hamas selama bertahun-tahun lagi."
Komentar ini malah bikin situasi makin panas, baik di parlemen maupun di media sosial.
Kecaman di Media Sosial
Pernyataan Revivo langsung menuai kritik tajam di media sosial. Yair Lapid, pemimpin oposisi, menyebut komentar Revivo sebagai "penghinaan besar bagi Knesset."
"Dia seharusnya malu mendukung pemerintah yang meninggalkan rakyatnya yang diculik," tulis Lapid di platform X (sebelumnya Twitter).
Dan ternyata, kemarahan nggak cuma datang dari para politisi oposisi. Banyak warga Israel yang mulai mempertanyakan moralitas pemerintahan Netanyahu, terutama soal prioritasnya yang tampak lebih mementingkan retorika perang daripada nasib para sandera.
Protes Melawan Netanyahu: Keluarga Sandera Mulai Bergerak
Keluarga para sandera di Gaza udah lama menyalahkan Netanyahu karena gagal membawa pulang kerabat mereka dengan selamat. Protes besar-besaran terhadap pemerintah terus terjadi di Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Meskipun awalnya mencoba tetap netral secara politik, kini banyak keluarga sandera mulai bergabung dengan gerakan anti-Netanyahu. Mereka menolak narasi pemerintah yang menggambarkan dilema palsu antara "keamanan Israel" dan "membebaskan sandera."
“Dia mencoba membuat kami terlihat seperti pendukung sayap kiri. Padahal yang kami minta cuma nyawa keluarga kami diselamatkan. Ini bukan soal politik, ini soal kemanusiaan,” ujar Yotam Cohen, saudara Nimrod Cohen.
Perang Gaza: Siapa yang Dibela?
Perang Gaza, yang sudah berjalan lebih dari 15 bulan, memperlihatkan sisi gelap kebijakan Netanyahu. Dalam perang ini, Gaza hancur lebur. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 46.000 warga Palestina tewas, dan sebagian besar infrastruktur Gaza telah diratakan oleh serangan udara Israel.
Satu-satunya jeda perang terjadi pada gencatan senjata seminggu di November 2023, di mana Hamas melepaskan 105 sandera sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan. Tapi setelah itu, kekerasan kembali memuncak, dengan pemerintah Israel terus menjalankan operasi militer brutal yang sering kali berakhir dengan korban sipil yang lebih banyak.
Pengorbanan yang Tidak Berarti?
Apa yang dibilang Yehuda Cohen sebenarnya adalah suara hati banyak warga Israel yang lelah dengan perang tanpa akhir ini. Ketika Netanyahu sibuk berbicara soal "keamanan nasional", nyawa para sandera seperti putra Cohen dan warga Gaza terus menjadi angka statistik.
“Pemerintah ini telah mengkhianati negara. Mereka memilih perang dan kematian di atas kehidupan,” tutup Cohen dengan nada getir.
Pertanyaannya sekarang, apakah Netanyahu akan menghadapi konsekuensi nyata dari semua ini? Atau, seperti yang biasa terjadi, dunia internasional hanya akan diam sementara Gaza terus menjadi kuburan massal akibat ambisi politik seorang pemimpin?
Kalau begini terus, siapa sebenarnya yang berperang untuk keamanan Israel, dan siapa yang berperang untuk dirinya sendiri?