30 Orang Tewas, Mengapa Perayaan Keagamaan Hindu di India Memakan Korban?

28 Jun 2025 | Penulis: onenews

30 Orang Tewas, Mengapa Perayaan Keagamaan Hindu di India Memakan Korban?

Toronews.blog

Sedikitnya 30 orang tewas dan 90 lainnya luka-luka dalam insiden desak-desakan saat perayaan Maha Kumbh Mela, festival keagamaan Hindu terbesar di India, pada Rabu (29/1/2025).

Petugas kepolisian senior, Vaibhav Krishna, mengatakan kepada wartawan di Kota Prayagraj bahwa 25 korban tewas telah teridentifikasi dan situasi kini telah terkendali.

Insiden terjadi ketika ribuan jemaah bergegas menuju pertemuan sungai suci untuk melakukan ritual berendam. Kerumunan yang membludak menyebabkan kepanikan, dengan banyak jemaah yang mencoba menerobos barikade, kata Ketua Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Lonjakan Jemaah

Festival Maha Kumbh Mela tahun ini dimulai pada Januari di negara bagian Uttar Pradesh dan diperkirakan akan menarik 400 juta pengunjung selama enam pekan penyelenggaraannya.

Hari Rabu bertepatan dengan Mauni Amavasya, salah satu hari tersuci dalam rangkaian festival. Otoritas setempat memperkirakan sekitar 100 juta orang hadir pada hari tersebut, menyebabkan lonjakan massa yang sulit dikendalikan.

Maha Kumbh Mela diselenggarakan setiap 12 tahun di tepi Sungai Prayagraj. Tahun ini, festival berlangsung dari 13 Januari hingga 26 Februari.

Kota Prayagraj, yang sebelumnya bernama Allahabad, memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Hindu karena menjadi lokasi Triveni Sangam, titik pertemuan Sungai Gangga, Yamuna, dan Saraswati yang dianggap mistis.

Pihak berwenang kini tengah melakukan investigasi terkait insiden ini serta mengevaluasi langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan dalam festival keagamaan berskala besar.

Menanggapi insiden tersebut, Perdana Menteri India Narendra Modi mengungkapkan keprihatinannya.

“Belasungkawa mendalam saya kepada para jemaah yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam kecelakaan itu. Bersamaan dengan ini, saya berharap semua yang terluka segera pulih,” kata Modi, seraya menekankan bahwa pemerintah daerah tengah mengerahkan sumber daya untuk memberikan bantuan maksimal kepada para korban.

 

Maha Kumbh diselenggarakan setiap 12 tahun di tepi Sungai Gangga di kota Prayagraj (sebelumnya Allahabad), kawasan yang dianggap sakral karena merupakan titik pertemuan tiga sungai utama: Gangga, Yamuna, dan Saraswati yang mistis. Dengan proyeksi kehadiran mencapai 100 juta orang, Maha Kumbh tahun ini berlangsung dari 13 Januari hingga 26 Februari 2025.

Tragedi dalam Distribusi Tiket di Kuil Vishnu Nivasam

Selain Kumbh Mela, tragedi akibat kepadatan jemaah juga terjadi di kuil-kuil besar lainnya. Pada Kamis (9/1/2025), enam orang dilaporkan tewas dan lebih dari 40 lainnya mengalami luka-luka akibat insiden desak-desakan dalam antrean tiket gratis acara Vaikuntha Ekadasi di Kuil Vishnu Nivasam, Andhra Pradesh.

Dengan 120.000 tiket yang dijadwalkan untuk dibagikan, antusiasme yang luar biasa membuat ribuan orang sudah memadati lokasi sejak sehari sebelumnya. Komisaris Kota Tirupati, N. Moruya, mengungkapkan kepada NDTV:

Ketika malam tiba, kepadatan semakin meningkat, menyebabkan kekacauan yang akhirnya berujung pada hilangnya nyawa. Kurangnya mekanisme pengendalian massa, jalur distribusi yang tidak efisien, serta minimnya koordinasi dengan aparat keamanan memperparah dampak dari ketidakseimbangan antara permintaan dan kapasitas fasilitas yang tersedia.

Sejalan dengan tragedi ini, Perdana Menteri Modi kembali menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menegaskan bahwa otoritas terkait telah memulai investigasi mendalam guna memahami akar penyebab insiden ini.

Kegagalan Manajemen Massa di Kuil Mata Vaishno Devi

Tragedi lainnya terjadi di Kashmir, India, tepat pada pergantian tahun. Kuil Mata Vaishno Devi, salah satu situs ziarah Hindu paling suci, menjadi saksi atas hilangnya 12 nyawa dan 14 korban luka-luka akibat insiden desak-desakan di dalam kompleks kuil. Petugas kepolisian Mukesh Singh mengonfirmasi:

Korban luka segera dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat, sementara pihak berwenang bergegas untuk mengendalikan situasi. Insiden ini terjadi akibat lonjakan jemaah yang ingin merayakan Tahun Baru dengan beribadah di kuil tersebut, menciptakan kondisi yang tidak terkendali.

Sebagai bentuk respons awal, Perdana Menteri Modi mengungkapkan kesedihannya:

“Turut berduka cita atas hilangnya belasan nyawa akibat insiden di Mata Vaishno Devi Bhawan.”

Sama seperti kasus-kasus sebelumnya, insiden di Mata Vaishno Devi menunjukkan ketidaksiapan sistem pengamanan dan ketidakmampuan dalam memprediksi serta mengelola volume pengunjung yang ekstrem. Berbagai investigasi telah diperintahkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu serta mengusulkan langkah-langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.

Kompleksitas Manajemen Keagamaan di India

India merupakan negara dengan populasi Hindu terbesar di dunia, dan perayaan keagamaannya sering kali berskala kolosal. Namun, kompleksitas sosial dan infrastruktur yang belum sepenuhnya teradaptasi dengan arus massa dalam jumlah besar menciptakan tantangan akut dalam hal keselamatan publik.

Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya risiko dalam perayaan keagamaan di India meliputi:

1. Kapasitas Infrastruktur yang Terbatas – Banyak situs keagamaan di India masih mempertahankan struktur historis yang tidak kompatibel dengan volume jemaah modern.

2. Kurangnya Sistem Manajemen Kerumunan – Tidak adanya jalur yang jelas untuk keluar-masuk jemaah, serta minimnya prosedur evakuasi yang efektif.

3. Keterbatasan Koordinasi Antar-Otoritas – Ketidakseimbangan antara pemerintah daerah, otoritas keamanan, dan panitia acara menyebabkan lambannya respons terhadap lonjakan massa.

4. Kurangnya Kesadaran Keamanan di Kalangan Jemaah – Banyak jemaah yang tidak menyadari bahaya kepadatan ekstrem, serta terbatasnya edukasi mengenai prosedur keselamatan di tempat ibadah.

 


Komentar