3 Alasan Netanyahu Disebut Kalah Perang di Gaza! Oposisi Israel Ungkap Fakta Mengejutkan

27 Jun 2025 | Penulis: pacmannews

3 Alasan Netanyahu Disebut Kalah Perang di Gaza! Oposisi Israel Ungkap Fakta Mengejutkan

TEL AVIV, TORONEWS.BLOG – Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, secara tegas menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kalah dalam perang di Jalur Gaza. Dalam pernyataan terbarunya, Lapid menilai perang yang dilancarkan sejak Oktober 2023 itu telah gagal mencapai tujuannya dan kini menemui jalan buntu.

"Apa yang kita lakukan di Gaza tidak berhasil. Perang telah mencapai jalan buntu. Sudah waktunya untuk mengakhiri perang. Para pemimpin harus paham kapan mengubah strategi ketika tidak lagi berhasil," kata Lapid melalui media sosial X.

Berikut tiga alasan utama Netanyahu dianggap kalah perang di Gaza menurut Lapid:

3 Alasan Netanyahu Disebut Kalah Perang di Gaza

1. Gagal Capai Tujuan Perang

Lapid menyebut operasi militer Israel di Gaza tidak menghasilkan apa-apa. Ia menegaskan bahwa strategi perang saat ini tidak membawa perubahan signifikan dan tidak mendekatkan Israel pada tujuan utamanya, yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

"Tidak seorang pun mengerti lagi apa yang kita dapat dari semua ini," ujarnya, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (27/6/2025).

2. Pasukan Ditinggalkan, Jadi Sasaran Empuk

Lapid menuduh pemerintahan Netanyahu meninggalkan pasukan begitu saja di medan perang tanpa strategi yang jelas. Hal ini membuat para tentara menjadi sasaran empuk bagi serangan kelompok perlawanan Palestina.

Serangan terbaru yang menewaskan tujuh tentara Israel—termasuk seorang perwira—di Khan Younis, Gaza Selatan, disebut menjadi bukti kekacauan strategi militer Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu.

3. Pengabaian Upaya Diplomatik dan Sandera

Menurut Lapid, Netanyahu terlalu fokus pada serangan militer dan mengabaikan diplomasi, termasuk kesepakatan pembebasan sandera. Padahal, sekitar 50 sandera Israel masih ditahan, dan hanya 20 yang diyakini masih hidup.

Lapid mendesak agar pemerintah memberikan kesempatan kepada Mesir untuk mengambil alih pengelolaan Jalur Gaza, sementara militer Israel hanya fokus menjaga perbatasan dan mencegah penyelundupan.


Komentar