JAKARTA, TORONEWS.BLOG - Ketegangan antara Iran-Israel dinilai belum padam meski kedua negara disebut telah sepakat untuk gencatan senjata. Konflik yang terjadi antara Iran dan Israel disebut akan mempertimbangan beban ekonomi akibat hal tersebut.
Peneliti Hubungan Internasional BRIN, Nanto Sriyanto mengatakan, klaim kemenangan yang disampaikan pihak Iran dan Israel merupakan hal yang normal dalam perang.
Namun, dia menilai beban ekonomi akibat perang akan menjadi pertimbangan jika ingin perang tersebut berlanjut
"Pertama, yang perlu kita lihat ini adalah yang perlu kita lihat ini masih berlangsung atau tidak. Saya rasa beban ekonomi yang begitu besar menjadi salah satu pertimbangan," kata Nanto dalam tayangan Interupsi bertajuk 'Bara Konflik Iran-Israel, Masih Menyala?' di iNews, Kamis (26/6/2025).
Selain itu, dia menilai meledaknya perang Iran dan Israel merupakan target bagi sebagian pihak yang terlibat.
"Lain dari hal itu adalah bagaimana target buat sebagian pihak yang menginisiasi mungkin sudah sedikit tercapai, tapi paling tidak ada kegagalan Iran untuk melakukan negosiasi nuklir yang seharusnya sangat mungkin," ucapnya.
Nanto menyebut, keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam perang dan kemudian menyerang fasilitas nuklir Iran bukan karena konflik ideologis. Menurutnya, terdapat persoalan ekonomi yang menggantung di antara AS dan Iran.
"Kami punya data bahwa Amerika dan Iran pada prinsipnya bukan konflik ideologis, tapi ada persoalan ekonomi yang menggantung antara keduanya," ujarnya.
"Seperti kita ketahui, rezim Iran sekarang menggulingkan rezim Pahlevi, dan Pahlevi sempat dilindungi Amerika dan bersama mereka membawa harta yang diklaim sebagai harta rakyat Iran, dan sebenarnya itu bisa diselesaikan, namun selalu ada sabotase di saat Iran dan Amerika ingin mendekat, dan yang kemarin terjadi buat saya tidak terlepas dari pola-pola serupa," tuturnya.