TEHERAN, TORONEWS.BLOG – Ancaman Iran untuk keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) memicu kekhawatiran global akan pecahnya perlombaan senjata nuklir baru di Timur Tengah dan sekitarnya. Jika langkah itu benar-benar terjadi, sejumlah negara lain diyakini akan mengikuti jejak Teheran, mengancam stabilitas dan perdamaian internasional.
NPT adalah perjanjian multilateral sejak 1970, menjadi fondasi pengendalian senjata nuklir di dunia. Iran merupakan salah satu penandatangan sejak awal. Namun, setelah diserang oleh Israel dan Amerika Serikat (AS), Teheran mengisyaratkan akan keluar dari kesepakatan tersebut. Parlemen Iran bahkan telah memulai proses hukum untuk itu, tinggal menunggu persetujuan pemerintah.
Menurut Alistair Burnett, kepala media Kampanye Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir (ICAN), keputusan Iran keluar dari NPT dapat memicu efek domino.
“Ada risiko bahwa negara-negara lain di kawasan, seperti Arab Saudi, akan mengikuti jejaknya,” kata Burnett, dikutip Kamis (26/6/2025).
Ia menyebut kasus Korea Utara (Korut) sebagai preseden. Pyongyang keluar dari NPT pada 2003 dan hanya berselang 3 tahun kemudian menggelar uji coba senjata nuklir pertamanya. Jika Iran mengambil jalan yang sama, bukan tidak mungkin negara-negara tetangga akan merasa terancam dan mulai membangun program nuklir sendiri.
Ancaman Terhadap Rezim Non-Proliferasi
Jika Iran keluar dan Israel tetap di luar kerangka hukum internasional, kredibilitas dan kekuatan NPT akan sangat terguncang. Negara-negara lain yang selama ini patuh bisa kehilangan kepercayaan dan merasa tidak diuntungkan oleh kepatuhan mereka.
Langkah Iran juga dapat memicu pergeseran kebijakan luar negeri negara-negara Teluk, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang sebelumnya menunjukkan minat terhadap pengembangan energi nuklir damai. Dalam situasi genting, motivasi itu bisa berubah menjadi ambisi militerisasi.
Keputusan Iran untuk meninggalkan NPT bukan sekadar persoalan satu negara, melainkan ancaman langsung terhadap stabilitas regional dan global. Dunia kini berada di persimpangan: memperkuat komitmen bersama atau menyaksikan runtuhnya salah satu perjanjian terpenting dalam sejarah pengendalian senjata nuklir.
Israel Diminta Gabung NPT
Di sisi lain, sorotan juga tertuju pada Israel. Selama ini, Israel dikenal memiliki program nuklir yang tidak transparan dan bukan anggota NPT. Rusia pun secara terbuka mendesak Israel untuk bergabung dengan perjanjian tersebut.
“Seluruh dunia akan senang melihat Israel bergabung dengan NPT,” ujar Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, dalam rapat Dewan Keamanan PBB.
Nebenzia menyatakan keheranannya atas keikutsertaan Israel dalam pertemuan yang membahas agenda non-proliferasi, dan berharap itu menjadi sinyal kesediaan Israel membuka diri soal kemampuan nuklirnya.