UBS Global Research telah menurunkan peringkat British Land (LON: BLND ) menjadi “netral” dari “beli,” dengan alasan risiko penurunan laba tahun fiskal 2026 dan prospek sewa yang lebih lemah dari yang diharapkan di seluruh jalur pengembangannya, dalam catatan tertanggal Kamis.
Saham perusahaan yang berpusat di Inggris itu turun 1,9% pada pukul 05:35 ET (09:35 GMT).
Perusahaan pialang juga memangkas target harga 12 bulan menjadi 410p dari 465p, dengan saham terakhir diperdagangkan pada 379p.
Analis di UBS menandai bahwa panduan British Land untuk EPS datar di FY26 tidak sejalan dengan proyeksi akresi potensial sebesar 2,4p (8,5%) dari pengembangan baru dan yang telah selesai.
UBS kini memperkirakan EPS sebesar 28p untuk FY26, di bawah konsensus di 28,9p dan panduan perusahaan sendiri sekitar 28,5p.
Catatan tersebut menunjukkan sekitar £50 juta dari perkiraan nilai sewa yang belum disewakan dari penyelesaian tahun anggaran 2025 dan tahun anggaran 2026, setara dengan sekitar 11% dari pendapatan sewa kotor British Land, sebagai risiko utama.
Analisis sewa independen UBS menantang asumsi perusahaan bahwa aset-aset utama seperti Aldgate Place dan Norton Folgate akan mencapai hunian penuh pada tahun anggaran 2026.
Sebaliknya, UBS memperkirakan hunian masing-masing sebesar 81% dan 79%, berdasarkan tarif sewa per Mei 2025.
Di lokasi yang lebih menantang seperti Canada Water, UBS memperkirakan hunian sebesar 38% dibandingkan dengan target British Land sebesar 50%.
Demikian pula, pialang memperkirakan 40% penyewaan di 1 Triton Square dan Mandela Way, keduanya di bawah ekspektasi manajemen.
Perbedaan ini menyebabkan kekurangan pendapatan sewa kotor sebesar £5 juta dari pengembangan model UBS, dan mendukung penurunan peringkat EPS-nya.
UBS juga merevisi turun prospek pertumbuhan modalnya, menurunkan perkiraan tahunannya dari 2,2% menjadi 1,3%, dengan alasan pasar pergudangan ritel yang mendingin.
Sektor ini, yang merupakan sumber utama keuntungan modal pada tahun anggaran 2025, telah menunjukkan tanda-tanda pelunakan hasil dan menurunnya momentum nilai memasuki tahun anggaran 2026.
Sementara British Land terus diperdagangkan dengan diskon tajam sebesar 33% terhadap aset berwujud bersih dan menawarkan hasil dividen sekitar 6%, UBS menaikkan asumsi biaya ekuitasnya menjadi 12,2%, yang mencerminkan risiko yang dirasakan lebih besar.
Target baru tersebut menyiratkan hasil EPS ke depan sebesar 7,4% untuk British Land di FY26, masih tertinggal dari perusahaan sejenis Landsec, yang terus diberi peringkat Beli oleh UBS.
Perusahaan pialang itu mengatakan pihaknya tidak melihat kenaikan yang cukup dalam saham British Land selama 12 bulan ke depan, mengingat adanya kesenjangan antara ekspektasi penyewaan dan dinamika pasar saat ini.