WASHINGTON, PACMANNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan negara baru yang akan berdamai atau menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham. Perjanjian Abraham, digagas pada masa pemerintahan periode pertama Trump, menengahi Israel dengan negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan.
Steve Witkoff, Utusan Khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, mengatakan pihaknya bersiap mengumumkan beberapa negara baru yang akan bergabung dengan Perjanjian Abraham.
"Kami kira ada beberapa, beberapa pengumuman cukup besar tentang negara-negara yang masuk dalam Perjanjian Damai Abraham," kata Witkoff, kepada CNBC, dikutip Kamis (26/6/2025).
Dia tak menyebutkan negara-negara apa saja yang akan berdamai dengan Israel. Namun spekulasi beredar, AS menawarkan insentif lebih besar kepada negara-negara di kawasan pasca-perang Iran dengan Israel.
Perjanjian Abraham pertama diteken pada September 2020 di Gedung Putih, awalnya melibatkan Israel dengan Uni Emirat Arab, dan Bahrain. Setelah itu menyusul Maroko dan Sudan.
Pembicaraan antara Israel dan Arab Saudi telah berlangsung, namun tak dilanjutka setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Trump juga telah bertemu dengan Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa seraya mendesaknya untuk bergabung daam Perjanjian Abraham.