Mengenal IAEA, Badan Nuklir PBB yang Dituduh Biang Kerok Perang Iran-Israel

26 Jun 2025 | Penulis: pacmannews

Mengenal IAEA, Badan Nuklir PBB yang Dituduh Biang Kerok Perang Iran-Israel

JAKARTA, PACMANNEWS.COM – Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ikut terseret ke dalam pusaran konflik Iran dan Israel. Buntutnya, parlemen Iran mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) untuk menghentikan sementara kerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB tersebut.

Iran menuduh badan yang dipimpin Rafael Grossi sebagai salah satu pemicu eskalasi militer, biang kerok yang membuka jalan bagi serangan Israel terhadap fasilitas nuklir mereka.

Mengenal IAEA

IAEA adalah badan teknis di bawah naungan PBB yang dibentuk pada 1957. Berkantor pusat di Wina, Austria, IAEA memiliki mandat untuk mempromosikan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai sekaligus memastikan bahwa teknologi nuklir tidak disalahgunakan untuk kepentingan militer, khususnya pengembangan senjata nuklir.

Melalui sistem inspeksi dan verifikasi ketat, badan ini mengirimkan pakar ke berbagai negara anggota untuk memeriksa fasilitas nuklir, memverifikasi tingkat pengayaan uranium, dan memastikan tidak ada penyimpangan dari kesepakatan internasional, Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT),

Iran: Dari Mitra Menjadi Pengkritik

Selama bertahun-tahun, Iran telah menjadi salah satu negara yang rutin diawasi IAEA, terutama sejak krisis nuklir pada awal 2000-an.

Meski sempat menjalin kerja sama erat lewat kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada 2015, hubungan Iran dan IAEA mulai memburuk setelah Amerika Serikat (AS) keluar dari perjanjian tersebut pada 2018 dan kembali memberlakukan sanksi. JCPOA diteken oleh negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman.

Kemarahan Iran terhadap IAEA memuncak setelah laporan-laporan badan tersebut dinilai provokatif, memublikasikan temuan tentang peningkatan level pengayaan uranium Iran yang melebihi ambang batas JCPOA. 

Iran menilai laporan itu menjadi dalih bagi Israel untuk melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni 2025.

Ketua parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf mengatakan IAEA tidak bersikap profesional dan objektif. Ia juga menuduh badan tersebut membiarkan informasi sensitif dimanfaatkan oleh musuh Iran, yang akhirnya berujung pada pengeboman fasilitas nuklir dan meningkatnya ancaman perang terbuka.

Hentikan Kerja Sama Sementara

Sebagai bentuk protes, parlemen Iran mengesahkan RUU untuk menghentikan sementara kerja sama teknis dan pengawasan dengan IAEA. Inspektur IAEA tidak lagi diizinkan mengunjungi fasilitas nuklir Iran, kecuali dalam kondisi darurat dan dengan izin khusus dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Langkah ini dikhawatirkan semakin menyulitkan komunitas internasional dalam memantau perkembangan program nuklir Iran dan membuka ruang spekulasi atas maksud sebenarnya dari aktivitas nuklir negara tersebut.

Posisi IAEA: Netral atau Dilema?

IAEA hingga kini belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan Iran. Namun dalam banyak kesempatan, badan pengawas nuklir PBB ini menegaskan pihaknya hanya menjalankan mandat berdasarkan data ilmiah dan bukti di lapangan.

Namun, kritik terhadap IAEA bukan hal baru, beberapa negara berkembang pernah menuduh badan ini bias terhadap kepentingan negara-negara Barat.


Komentar